beberapa genus karang

Berdasarkan survei karang yang pernah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia oleh beberapa ahli karang, ternyata genus karang yang umum dijumpai di perairan Indonesia antara lain meliputi :

1. Genus Acropora (Familia Acroporidae)
Genus Acropora memiliki jumlah jenis (spesies) terbanyak dibandingkan genus lainnya pada karang. Karang jenis ini biasanya tumbuh pada perairan jernih dan lokasi dimana terjadi pecahan ombak. Bentuk koloni umumnya bercabang dan tergolong jenis karang yang cepat tumbuh, namun sangat rentan terhadap sedimentasi dan aktivitas penangkapan ikan.
Karakteristik bentuk rangka kapur genus Acropora antara lain ialah:
• Koloni biasanya bercabang, jarang sekali menempel ataupun
submasif.
• Koralit dua tipe, axial dan radial.
• Septa umumnya mempunyai dua lingkaran.
• Columella tidak ada.
• Dinding koralit dan coenosteum rapuh.
• Tentakel umumnya keluar pada malam hari.

2. Genus Montipora (Familia Acroporidae)
Genus Montipora sering ditemukan mendominasi suatu daerah. Sangat tergantung pada kejernihan suatu perairan. Biasanya berada pada perairan dangkal berkaitan dengan intensitas cahaya yang diperolehnya dengan bentuk koloni berupa lembaran.
Karakteristik bentuk rangka kapur genus Montipora ini antara lain ialah:
• Bentuk koloni bervariasi, ada yang submasif, laminar, menempel ataupun bercabang.
• Ukuran koralit umumnya kecil.
• Septa umumnya memiliki dua lingkaran dengan bagian ujung (gigi) muncul keluar. Apabila disentuh maka akan terasa tajam.
5
• Tidak memiliki columella.
• Dinding koralit dan coenosteum keropos. Coenosteum memiliki beberapa tipe: Papillae bila coenosteum lebih kecil dibandingkan dengan ukuran koralit, dan tuberculae jika sebaliknya. Apabila berkelompok mengelilingi koralit disebut thecal papillae dan juga ada thecal tuberculae.
• Tentakel umumnya keluar pada malam hari.
o Karang yang struktur rangka kapurnya mirip dengan genus Montipora adalah genus Porites, dan kadangkala sulit untuk membedakannya. Namun pada pengamatan bawah air, struktur internal pada koralit karang genus Porites lebih jelas terlihat dibandingkan dengan karang genus Montipora, dan sebagian besar Montipora memiliki coenosteum yang lebar, sementara Porites tidak memiliki coenosteum.

3. Genus Pocillopora (Familia Pocilloporidae)
Karakteristik bentuk rangka kapur genus Pocillopora antara lain ialah:
• Koloni umumnya berbentuk submasif, bercabang, ataupun bercabang dengan bentuk pipih.
• Koloni ditutupi oleh verrucae.
• Koralit cekung ke dalam pada verrucae.
• Koralit mungkin tidak memiliki struktur dalam atau memiliki columella yang kurang berkembang.
• Memiliki dua lingkaran septa yang tidak sama.
• Coenosteum biasanya ditutupi oleh granules (butiran).
• Tentakel umumnya keluar hanya pada malam hari
• Genus Pocillopora merupakan satu-satunya genus pada karang yang memiliki verrucae. Hal tersebut menjadi ciri khas yang membedakannya dengan genus-genus karang yang lain.
4. Genus Seriatopora (Familia Pocilloporidae)

Karakteristik genus Seriatopora antara lain ialah:
☺ Ciri khas koloninya berbentuk compact bushes dengan cabang yang halus.
☺ Koralit tersusun rapi (neat rows) sepanjang cabang.
6
☺ Koralit sebagian besar tenggelam (immerse) dan struktur internal tidak
begitu berkembang kecuali columella.
☺ Septa umumnya berjumlah satu, namun kadangkala terdiri atas dua
lingkaran, dan telah berkembang dan menyatu hingga ke columella.
☺ Coenosteum ditutupi oleh spinules (duri-duri) yang halus.
☺ Struktur rangka kapur genus Seriatopora hampir mirip dengan genus Stylophora, tetapi dapat dibedakan, dimana percabangan genus Seriatopora lebih halus (kecil) dibandingkan dengan genus Stylophora.

5. Genus Favia (Familia Faviidae)
Karakteristik bentuk rangka kapur genus Favia antara lain ialah:
☺ Bentuk koloni umumnya masif, flat atau dome-shaped.
☺ Koralit sebagian besar monocentric (satu columella dalam satu corallite)
dan plocoid.
☺ Memperbanyak koralit melalui pembelahan intratentacular.
☺ Tentakel umumnya keluar hanya pada malam hari.
☺ Struktur rangka kapur genus Favia mirip dengan genus Favites tapi dapat
dibedakan dengan perbedaan tipe koralit karang. Tipe koralit Favites tergolong ceroid, sedangkan tipe koralit Favia tergolong plocoid.

6. Genus Favites (Familia Faviidae)
Beberapa karakteristik bentuk rangka kapur dari genus Favites :
�� Bentuk koloni umumnya masif, flat atau dome-shaped.
�� Koralit berbentuk monocentric dan ceroid, beberapa berbentuk subplocoid.
�� Pada koloni karang ini, antar dua koralit dibatasi oleh satu dinding koralit.

7. Genus Porites (Familia Poritidae)
Beberapa karakteristik bentuk rangka kapur dari genus Porites :
�� Bentuk koloni ada yang flat (foliaceous atau encrusting), masif atau
bercabang.
7
8
�� Koloni yang masif berbentuk bulat ataupun setengah bulat. Koloni masif
yang kecil akan terlihat berbentuk seperti helm atau dome-shaped, dengan
diameter dapat mencapai lebih dari 5 m.
�� Koralit berukuran kecil, cekung ke dalam (terbenam) pada badan koloni dengan
lebar Calice kurang dari 2 mm.
�� Tentakel umumnya keluar pada malam hari.
Genus Porites ini mirip dengan genus Montipora dan Stylaraea, namun memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan antara Porites dengan Montipora ialah bahwa Porites memiliki bentuk pertumbuhan yang lebih beragam, koralit pada Porites lebih besar, kokoh dan tidak ada elaborate thecal (perpanjangan dinding koralit). Genus Montipora mempunyai dua tipe coenosteum, yaitu reticulum papillae dan tuberculae. Selain itu, Porites memiliki koralit yang umumnya selalu terlihat septanya, sementara Montipora hanya memiliki perpanjangan gigi septa yang menonjol keluar sehingga terasa runcing dan kasar bila tersentuh.

8. Genus Goniopora (Familia Poritidae)
�� Bentuk koloni columnar , masif dan encrusting.
�� Koralit tebal tapi berdinding keropos dan calice memiliki septa yang kokoh dan
memiliki columella.
�� Polip genus Goniopora berukuran panjang dan keluar baik pada malam maupun siang
hari.
�� Polip genus Goniopora memiliki 24 tentakel.

1 comment: